Thursday, June 24, 2010

Pasarkan EVDO, Bconnect Tak Berani Muluk


Jakarta - Bakrie Connectivity (Bconnect), unit usaha baru milik operator fixed wireless access Bakrie Telecom, tak berani muluk-muluk memasang target tinggi saat mulai memasarkan layanan data nirkabel berbasis CDMA EVDO Rev A perdananya.

"Kami tak berani pasang target tinggi dulu karena belum tahu model bisnisnya seperti apa nanti. Untuk modem AHA saja baru kami sediakan 100 ribu unit," ujar Erik Meijer, Dirut Bconnect kepada detikINET di sela peluncuran perdana produknya, di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (24/6/2010).

AHA (Always Happy Always) merupakan produk layanan data nirkabel berbasis jaringan CDMA 1x-EVDO Rev A yang diklaim Bconnect mempunyai kemampuan setara broadband wireless access.

Bconnect memasarkan layanan ini dalam bentuk kartu khusus CDMA EVDO serta modem USB dongle khusus CDMA dengan merek Olive tipe VME-110 yang dibanderol Rp 499 ribu.

Unit bisnis baru itu juga menggandeng Google Internasional untuk kerja sama penyediaan internet browser Google Chrome dan layanan pencari yang dimodifikasi khusus untuk pengguna AHA.

Saat didemokan dalam peluncurannya, kemampuan akses internet AHA untuk mengunduh (download) mencapai 3,1 Mbps dan unggah (upload) hingga 1,8 Mbps.

Namun kenyataannya di lapangan bisa berbeda. Karena menurut Dirut Bakrie Network (Bnet), Muhammad Buldansyah, kecepatan akses yang bisa dijanjikan ke pengguna maksimal hanya 600 Kbps hingga 700 Kbps.

"Dalam satu BTS (base transceiver station) kami bisa melayani 50-60 user dengan akses masing-masing 600-700 Kbps. Kalau lebih dari itu, koneksi akan semakin turun. Saat ini kami punya 3900 BTS di seluruh Indonesia," kata Danny, demikian ia biasa disapa.

Bnet sendiri merupakan unit bisnis Bakrie Telecom untuk menunjang kebutuhan jaringan operator itu beserta saudaranya, Bconnect. Investasi yang dihabiskan untuk Bconnect dan Bnet sebesar US$ 100 juta.

Investasi besar itu dialokasikan khusus untuk membesarkan kedua unit bisnis Bakrie Telecom agar bisa berbicara banyak di layanan data.

Sebab menurut Erik, dari 11 juta pelanggan Bakrie Telecom, jumlah pengguna datanya masih sangat sedikit, meski data dan layanan nilai tambah (VAS) memberi kontribusi sepersepuluh dari total pendapatan perusahaan.

"Revenue data 10%, tapi itu bercampur dengan VAS. Kalau pengguna datanya sendiri cuma ratusan ribu," kata Erik tanpa bisa menyebut jumlah yang pasti.

Dengan diluncurkannya AHA, Bakrie tentu berharap bisa menggarap pasar data di Indonesia dengan menawarkan kemudahan dalam mengakses email, browsing, chatting, blogging, dan bersosialisasi di berbagai situs jejaring sosial.

"Saat ini AHA akan melayani konsumen di Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, disusul Bogor hingga bertahap setiap minggu masuk ke kota-kota lainnya, dan ditargetkan akan mencakup lebih dari 10 kota di Indonesia sampai akhir 2010," paparnya.

Sumber detik.com

Related Posts by Categories



No comments:




Powered By Blogger