Thursday, July 7, 2011

Tips menulis dan mengoreksi paper

Artikel tentang "Tips menulis dan mengoreksi paper" berikut ini merupakan tulisan yang saya ambil dari blog seorang peneliti senior Bp Anto S. Nugroho. berikut ini tips menulis dan mengoreksi paper yang beliau utarakan, semoga bisa dimanfaatkan dengan baik.
    1. Author
      1. Penulisan paper harus memperhatikan siapa saja yang dicantumkan dan untuk alasan apa. Urutan penulisan author harus dipertimbangkan baik-baik. First author biasanya diberikan kepada yang paling besar kontribusinya. Mahasiswa/i yang sedang menempuh degree biasanya diberikan kesempatan menjadi first author disertai tanggung jawab untuk memberikan kontribusi terbesar. Second author lazimnya diberikan kepada coauthor yang paling intensif memberikan arahan kepada first author.  Last author biasanya untuk professor pimpinan laboratorium yang sudah memiliki nama, walau mungkin kontribusi beliau terhadap studi tersebut tidak sebanyak second author. Urutan ini lazim dipakai diberbagai journal. Akan tetapi beberapa jurnal seperti Physical Review, memakai alphabetic order dari nama author.
      2. Kalau yang berkontribusi banyak, tidak perlu malu menuliskan semua penulis. Paper yang berkaitan dengan kedokteran atau biologi, seringkali mencantumkan banyak author, karena mereka banyak berperan dalam penyediaan data. Paper Human Genome Project, misalnya, authornya bisa lebih dari 200.
      3. Dalam penulisan paper, harus selalu berkonsultasi dengan para coauthor, terutama pembimbing utama atau peneliti utama. Pengiriman harus atas persetujuan semua author.
    2. Introduction:
      1. Harus ada penjelasan mengapa studi itu penting untuk dilakukan
      2. Jelaskan pula, apa yang dilakukan oleh peneliti lain pada topik yang dipilih, apa kelebihan dan kelemahan mereka, dan dimana studi yang anda lakukan memberikan kontribusi terhadap masalah yang belum terpecahkan ? Ini akan menjaga kesinambungan scientific knowledge, dimana pengetahuan yang dibangun oleh peneliti yang lalu akan disempurnakan oleh peneliti yang datang belakangan.
      3. Bagian introduction ini ibaratnya etalase. Anda harus menempatkan barang yang menarik pengunjung agar mereka mau mampir dan membeli. Introduction harus dapat memikat orang agar mau membaca paper yang anda tulis. Para professor atau orang yang sibuk biasanya hanya membaca abstract, introduction dan conclusion. Karena itu pertanyaan yang dibuka di bagian introduction harus terjawab saat membaca conclusion. Sehingga setelah selesai membaca introduction dan conclusion, reader akan memahami posisi anda, kontribusi apa yang anda berikan.
      4. Di akhir introduction, lazim untuk menjelaskan struktur paper yang ditulis. Section 2 menjelaskan apa, Section 3 menjelaskan apa, dst.
    3. Penjelasan mengenai metode yang diusulkan (proposed method)
      1. Pada bagian ini dibahas novelty studi yang dilakukan. Novelty bisa berupa: (i) mengusulkan metode baru untuk suatu kasus yang bukan baru, (ii) memakai metode yang sudah ada untuk suatu kasus yang baru (iii) mengusulkan metode baru untuk kasus yang baru.
    4. Gambar dan Grafik
      1. Caption ditulis di bawah gambar/grafik
      2. Dalam panduan penulisan paper oleh IEEE, “Figure” ditulis singkat “Fig.” baik saat muncul di awal maupun tengah.
      3. Setiap gambar/grafik harus dibahas di dalam artikel. Jangan membuat reader menafsirkan sendiri gambar/grafik karena tidak ada penjelasan di artikel
      4. Pastikan sumbu X dan sumbu Y diberi label, masing-masing merepresentasikan apa dan apa unit-nya.
      5. Perhitungkan bahwa paper anda akan diprint pada proceeding hitam putih. Kalau pemakaian warna akan membuat informasi jadi tidak jelas, maka pakailah format yang sederhana black on white dan tidak memaksakan diri memakai gambar berwarna-warni.
      6. Grafik tidak perlu diberi border/bingkai. Hati-hati saat memakai MS Excell untuk meng-generate grafik, karena default-nya menyertakan border hitam yang tidak diperlukan saat dimuat di paper.
      7. Apabila menulis flowchart, lebih baik memakai warna foreground black dan background white. Apabila anda memberikan warna abu kepada kotak, seringkali saat diprint membuat tulisan di dalam kotak itu -yang umumnya berwarna hitam- menjadi tidak jelas.
      8. Apabila dalam gambar tersebut ada tulisan, perhatikan agar saat diresize ke dalam paper tulisan itu tidak terlalu kecil. Biasanya dalam panduan penulisan paper oleh jurnal hal ini akan diperingatkan. Karena author seringkali lupa, saat copy-paste gambar ke paper, tulisan yang berada dalam gambar menjadi terlalu kecil.
      9. Pastikan tidak memakai gambar yg copyrighted. Pakailah gambar yg dibuat sendiri, jangan memakai scanning dari paper/buku, untuk publikasi formal.
      10. Adakalanya kita perlu membedakan gambar yang dimuat: apakah untuk menjelaskan algoritma yang dibahas, ataukah untuk memperlihatkan hasil eksperimen. Untuk tujuan menjelaskan algoritma yang dibahas, lebih baik memakai gambar yang sederhana (boleh juga synthetic image) yang mampu memberikan imajinasi dengan tepat dan cepat kepada pembaca, bagaimana algoritma itu berjalan. Untuk tujuan kedua, yaitu memperlihatkan hasil eksperimen, anda boleh memakai gambar yang lebih kompleks karena tujuannya menjelaskan bagaimana algoritma itu berhasil dipakai pada data riil. Memakai data riil untuk menjelaskan algoritma kadangkala menimbulkan unnecessary complexity. Pilihlah gambar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
      11. Masukkan gambar setelah dijelaskan dulu di dalam artikel.
    5. Tabel
      1. Caption ditulis di atas tabel
      2. Dalam panduan penulisan paper oleh IEEE, “Table” ditulis singkat “Tab.” baik saat muncul di awal maupun tengah.
      3. Setiap tabel harus dibahas di dalam artikel. Jangan membuat reader menafsirkan sendiri tabel karena tidak ada penjelasan di artikel
      4. Masukkan tabel setelah dijelaskan dulu di dalam artikel.
    6. Experimental results
      1. Selalu bertanya “why”. Mengapa eksperimen ini berhasil ? Mengapa gagal ? Mengapa tidak optimal ?
      2. Reader akan mengevaluasi anda dari kualitas argumen anda dalam menjawab pertanyaan “why”
      3. Experiment terbagi dua: heuristics dan demonstrative. Heuristic experiments berisi keberhasilan dan kegagalan eksperimen yang dilakukan peneliti untuk memahami suatu metode, mendalami behavior suatu algoritma/sistem, yang akhirnya bertujuan menambah pengetahuan peneliti. Demonstrative experiment dilakukan setelah heuristic experiment selesai/lengkap. Demonstrative experiment ini tidak bertujuan untuk menambah pengetahuan sang peneliti, melainkan untuk meyakinkan orang lain mengenai ide yang ditulis. Jika demonstrative experiment ini tidak mampu meyakinkan pembaca, maka paper anda tidak akan diterima untuk publikasi. Tetapi terlalu banyak memakai waktu untuk membuat demonstrative experiment akan membuat anda kehilangan waktu untuk mengerjakan heuristic experiment. Akibatnya pengetahuan anda mengenai metode yang dibangun tidak akan komplit. Trade off antara kedua jenis eksperimen ini harus dipertimbangkan oleh peneliti dalam memanage waktu yang dimiliki.
      4. Tidak harus menceritakan semua eksperimen yang dilakukan. Pilihlah eksperimen yang dapat dipakai untuk membuat suatu cerita yang baik dan runut, agar pembaca dapat memahami ide yang disampaikan.
      5. Jangan pernah mengklaim bahwa metode anda adalah yang terbaik. Tidak pernah ada metode yang terbaik untuk semua kasus. Anda harus membahas, kapan metode itu berhasil dan kapan dia gagal. Dimana kelemahannya.
      6. Jangan lupa mencantumkan spesifikasi komputer, OS, waktu pengambilan data (tergantung sifat eksperimennya), running time (bedakan CPU time dan elapsed time. pelajari command “time” di linux. Yang dipakai adalah CPU time)
      7. Hati-hati dengan significant figures.
    7. Conclusion
      1. Conclusion mengulas secara singkat, apa yang dilakukan dan hasilnya bagaimana
      2. Jelaskan juga kelemahan dari studi yang dilakukan sebagai future work penelitian tsb.
      3. Di bagian Conclusion, harus jelas, apa (academic) contribution dari studi yang dilakukan.  Kesimpulan itu yang akan diingat oleh reader.
    8. Referensi
      1. Jangan memakai terlalu banyak area paper untuk menuliskan konsep yang sudah diketahui umum. Larikanlah ke referensi. Tiap halaman paper anda sangat mahal. Dedikasikan untuk membahas metode/hasil baru yang merupakan kontribusi orisinil anda.
      2. Referensi yang dicantumkan harus dicite di dalam artikel.
      3. Urutan prioritas: jurnal, peer review conference paper, conference paper tanpa review, text book yang benar-benar fundamental dan penting.
      4. Paper yang baik, akan memakai referensi yang mutakhir, misalnya 5 tahun terakhir
      5. Hati-hati saat menuliskan referensi dengan mencomot dari sana dan sini. Karena style penulisan referensi bisa saja berbeda, seperti urutan nama: last name dan singkatan first name. Harvard style referencing memakai urutan alphabetic nama pengarang, sedangkan IEEE urutannya berdasarkan kemunculan di paper. Pastikan anda mengikuti aturan yang ditetapkan editor.
      6. Apabila anda akan men-cite software, terlebih dahulu periksa situs pengembang software tersebut. Biasanya pengembang software akan merekomendasikan cara membuat sitasi terhadap karyanya. Misalnya untuk software WEKA, anda harus mengikuti permintaan pengembang sebagaimana dapat dibaca di http://www.cs.waikato.ac.nz/ml/weka/index_citing.html
      7. Jurnal/conference paper lazimnya memiliki informasi volume, issue number, halaman dsb. Ini harus disitasi lengkap sesuai dengan aturan penulisan paper (teknik referencing bisa jadi berbeda antara satu jurnal dengan yang lain.). Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, dewasa ini prosiding dalam bentuk CD ROM sudah diterima sebagai publikasi resmi. Adakalanya jurnal juga diterbitkan secara online, sehingga tidak memiliki informasi halaman, melainkan nomer unique. Contohnya: http://www.malariajournal.com/info/about/ menyebutkan
        Articles in Malaria Journalshould be cited in the same way as articles in a traditional journal. However, because articles in this journal are not printed, they do not have page numbers. Instead, they have a unique article number.The following citation:
        Malar J 2004, 2:1
        refers to article 1 from volume 2 of the journal.
        As an online journal, Malaria Journal does not have issue numbers. Each volume corresponds to a calendar year.
    9. Lain-lain
      1. Apabila anda akan memakai singkatan sebuah metode, misalnya SOM untuk “Self Organizing Map”, pada saat muncul pertama kali di dalam paper anda harus menyebutkan secara lengkap terlebih dahulu dan diikuti dengan singkatannya di dalam kurung. Misalnya “Self Organizing Map (SOM) is used to ….”. Setelah itu, anda boleh memakai singkatan SOM tanpa harus menjelaskan kepanjangannya. Kesalahan sering terjadi saat seorang penulis menulis singkatan tanpa menjelaskan terlebih dahulu apa kepanjangannya.
      2. Setelah penulisan draft selesai, seringlah konsultasi dengan pembimbing, author maupun teman anda untuk membaca dan memberikan masukan. Seringkali karena terlalu fokus pada wording dan konten, terjadi kesalahan yang fatal tanpa disadari. Misalnya flowchart ternyata salah, grafik yang ditampilkan ternyata salah, dsb. Anda mungkin tidak menyadari kesalahan tersebut karena sedang fokus pada pemilihan argumen. Bantuan dari orang lain sangat diperlukan, karena mereka lebih “tenang” dalam membaca paper.
      3. Garis bawahi kalimat utama tiap paragraf dan perhatikan, apakah ada loncatan pembahasan dari satu paragraf ke paragraf yang lain.
      4. Adakalanya anda menulis paper mengenai topik yang spesifik untuk negara tertentu. Misalnya Natural Language Processing pada bahasa Indonesia. Saat menulis paper internasional, anda harus bayangkan bahwa pembacanya adalah orang yang tidak memahami bahasa Indonesia. Sehingga untuk contoh-contoh yang memakai bahasa Indonesia, harus diterjemahkan di dalam paper. Tanpa terjemahan, paper anda tidak dapat difahami oleh reader.
      5. Saat menulis alamat, hati-hati dengan penulisan singkatan “jalan” sebagai “Jl.”. Lebih baik anda tulis lengkap “Jalan”, misalnya “Jalan M.H. Thamrin”, karena Jl ada kemungkinan dibaca “je-i” oleh orang asing.
      6. Kalau ada keharusan menuliskan alamat, jangan lupa mencantumkan nama negara: “Indonesia” di alamat yang tertulis di paper.
      7. Orang Indonesia seringkali menulis simbol plus minus untuk menyatakan lebih kurang, yaitu + 50. Secara teknis ini salah, karena artinya plus 50 dan minus 50. Hindari singkatan yang spesifik difahami secara informal oleh orang Indonesia.
      8. Dalam menulis angka, perhatikan bahwa bahasa Inggris memakai titik, bukan koma untuk pemisah pada angka decimal. Demikian juga, penulisan basis pada logaritma, hendaknya mengacu ke bahasa Inggris. Yaitu basis ditulis sebagai subscript setelah “log”, bukan super script sebelum log. Penulisan kita banyak mengacu ke Belanda.
      9. Perhatikan jurnal yang dituju. Apabila anda mengirim ke jurnal berbasis Eropa seperti Nature, ikutilah British English. Jika anda mengirim ke jurnal berbasis Amerika, ikutilah US English. Lazimnya kalau IEEE mengikuti US. Contoh beberapa kata yang berbeda penulisan:  colour (British) vs  color (US), tumour (British) vs tumor (US)
      10. Perhatikan bahwa “that” dan “which” berbeda
      11. Reviewer biasanya mengecek: abstract untuk mendapatkan quick view, introduction untuk mengetahui posisi studi itu di belantara penelitian sejenis, conclusion untuk mengetahui seberapa bagus hasil yang dicapai, dan referensi untuk mengecek apakah author memakai referensi yang terkini (rule of thumb: last 5 years papers), terpercaya dalam artian peer reviewed.

      (Anto Satriyo Nugroho, pada Mei 29, 2011)
      Original Link : http://asnugroho.wordpress.com/2011/05/29/tips-mengoreksi-paper/

Related Posts by Categories



No comments:




Powered By Blogger