Selamat pagi pembaca.. tulisan ini hanya merupakan unek-unek saya saja jadi mohon maaf apabila isi dari tulisan ini tidak berminat di hati pembaca.
P |
agi ini seperti biasa sampai kantor sambil menunggu jam ngajar dimulai, sekedar refreshing saya baca-baca berita di detik.com yang kebetulan saya membaca beberapa headline halaman depan situs berita ini cukup menarik
Haha.. saya pikir ada apa nih para wakil rakyat kita, saya pun membaca memang sebelumnya saya sudah membaca beberapa berita yang dipost di situs berita yang sama dengan headline
nah disamping berita yang menarik banyak pula komentar-komentar yang 95% berupa kecaman dari para pembaca berita, memang disisi lain bahwa masih banyak masalah-masalah dalam negeri yang belum tuntas, tentunya berita tentang “wakil rakyat plesiran ke luar negri” menimbulkan kontra bagi sebagian besar kalangan meskipun sebenarnya bukan plesiran wakil rakyat melainkan studi banding. Bagi saya pun melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang belum pada tempatnya, lebih lagi menilik tujuan studi banding hanya untuk menyelesaikan RUU tentang Pramuka.
Sepenting itukah sehingga harus dengan gegap gempita ramai-ramai ke luar negeri?.
Pentingkah pramuka itu?. Ya penting.. dulu ketika saya smp, pramuka terhormat.. dalam pramuka diajarkan bagaimana menumbuhkan simpati, bekerjasama, dan empati dalam bermasyarakat, isu bahwa pramuka indonesia stagnan dan terpinggirkan merupakan salah satu pemicu dibentuknya RUU tentang Pramuka.
Menurut anda, jika kondisi saat ini dikaitkan dengan berbagai polemik yang terjadi seperti kasus penusukan pendeta HKBP, banyaknya sekolah-sekolah yang hampir runtuh karena terbatasnya anggaran untuk pembangunan infrastruktur sekolah, belum lagi masalah kemiskinan yang tidak pernah tuntas, korupsi yang sulit diberantas. Apakah adil?.
Nah.. yang jadi pertanyaan kemudian perlukah studi banding? Ya.. perlu, jika dilakukan dengan benar, studi banding bertujuan untuk mendapatkan data-data objektif yang selanjutnya digunakan untuk komparasi dan menghasilkan solusi. Namun kenapa setiap studi banding harus melibatkan banyak orang? Menurut saya sih,. Kalau yang namanya studi banding paling 3-5 orang cukup lah gak perlu banyak-banyak paling yang mikir 1-2 orang yang lain ngikut. Belum lagi anggaran yang mencapai 4 miliar setiap melakukan studi banding, tentunya hal ini tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Jika sudah demikian, maka rakyat akan semakin jenuh, rakyat butuh bukti bukan janji. Kita hanya berharap wakil kita mampu mengemban amanat sebaik-baiknya, bekerja maksimal untuk tujuan bersama. Demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Alhasil semua kembali untuk kepentingan bersama.
Coretan dari rakyat yang ikut merasa prihatin
Edi Sugiarto
No comments:
Post a Comment